HADIH MADJA DAN FIRMAN DATOK

HADIH MADJA DAN FIRMAN DATOK

HADIH MADJA DAN FIRMAN DATOK
Hadih Madja dan Firman Datok

HADIH MADJA DAN FIRMAN DATOKHadih maja merupakan istilah lokal ke-Acehan dibentuk dari akar kata hadih dan maja. Kata hadih dipungut dari bahasa Arab ‘hadis’ yang hal ini merujuk pada perkataan, pernyataan, ungkapan verbal. Kata maja dipungut dari akar kata ma dan ja yang merujuk pada ‘moyang wanita’ atau nenek moyang, orang tua-tua. Dengan demikian, hadih maja dapat dimaknakan sebagai ‘perkataan, pernyataan, ungkapan-ungkapan verbal yang berasal dari nenek moyang’; kata-kata mutiara orang-orang tua (Lihat Bakar, 1985). Dalam tradisi lisan Indonesia, secara umum genre ini disebut dengan peribahasa, pepatah, ungkapan, bidal, dan pemeo.

hadih maja perlu dilestarikan untuk memperkokoh jati diri kita sebagai salah satu subetnik yang masih bertahan hidup di Nusantara. Hal ini dilatari oleh kenyataan bahwa generasi saat ini sebagian besar telah melupakan nilai-nilai universal yang terdapat dalam hadih maja sebagai sebuah tradisi sastra lisan warisan nenek moyang. Pola perilaku kita saat ini tampaknya semakin jauh dari konsep-konsep perilaku yang ditawarkan oleh nenek moyang kita berdasarkan pengalaman hidup mereka tempo hari.

jika orang Aceh dapat ”disentuh” hatinya, nyawa pun bakal diserahkan: ureueng Aceh hanjeut teupèh/ meunyo ka teupèh, bu leubèh han geupeutaba/ meunyo han teupèh, boh krèh jeut taraba
(orang Aceh tak boleh tersinggung/ jika sudah tersinggung, nasi basi tak mau diberikannya/ jika tidak tersinggung, alat vitalnya pun rela diserahkan). Tentu saja penggunaan idiom ’alat vital’ di sini dimaksudkan sebagai ungkapan tertinggi menyatakan kerelaan atau keikhlasan.

Yoh na teuga taibadat, tahareukat yoh goh matee
(selagi kuat beribadatlah, berusahalah mencari rezeki sebelum mati).
Masa dan waktu dimanfaatkan dengan sebaik-baikna, untuk beribadat kepada Allah, disamping dipergunakan pula untuk mencari kebutuhan hidup.

Umur geutanyo hanya siuro simalam, oleh sebabnyan taubat teu bakna
(umur kita tidak ada sehari semalam, oleh sebab itu, bertaubatlah).
Umur manusia itu pendek sekali (sehari semalam). Untuk itu dianjurkan kepada manusia, supaya selalu bertaubat kepada Tuhan (Allah).

Adat meukoh reumbong, hukom meukoh pureh. Adat jeub beurangho takong, hukom hanyeut talangeuh
(Adat berporong rebung, hukum berpotong lidi. Adat bisa saja dihidari, hukum tidak bisa dibantah).
Hukum Tuhan adalah hukum yang lebih sempurna daripada ciptaan manusia. Oleh karena itu tak boleh diganggu gugat.

Syeeruga nyan diyup gaki ma
(surga itu dibawah telapak kaki ibu).
Pepatah ini menunjukkan bahwa ibu mendapat tempat yang teratas dalam pandangan agama, sehingga seolah-olah surga itu ada di bawah telapak kaki ibu. Begitu mulianya seorang ibu, sehingga apabila seseorang itu durhaka kepada ibunya, maka Tuhan (Allah) tidak menyediakan surga kepada yang mendurhakai ibunya.

Lailah haillallah, kalimah taibah payong pagee. Sou yang afai kaliah nyan, seulamat iman di dalam hatee
(Lailah haillallah, kalimah taubah payung kiamat. Siapa yang hapal kalimah itu, selamat iman di dalam hatinya).
Seorang hamba Allah yang taat mengerjakan ibadah, kepadanya akan diberikan balasan yang setimpal di hari kiamat sesuai dengan amal perbuatannya.

Abeh nyawong Tuhan tung, abeh areuta hukom pajoh
(Habis nyawa, Tuhan yang ambil. Habis harta, hukum yang makan).
Ke mana saja pergi pada suatu saat kita akan dipanggil menghadap Tuhan.

Adat bak po teumeureuhom, hukom bak syiah Kuala, Kanun bak putro Phang, Reusam bak Lakseumana (bentara) Adat ngon hukom lage Zat ngon sifeut.
Adat yang berlaku adalah kekuasaan raja, sedangkan hukum yang dijalankan adalah menurut keputusan tuan puteri, sementara resam basi yang berjalan serta keamanan negeri dipulangkan kepada laksamana atau bentara. Adat dan hukum seperti zat dan sifat.

Raja ade, Raje geuseumah, Raja laleem, Raja geusanggah
(raja adil, raja disembah, raja lalim, raja disanggah).
Setiap raja yang memerintah dengan adil, bijaksana, pemurah dan jujur perlu disembah atau diikuti, tetapi kalau raja itu lalim dan bertindak sewenang-wenang dalam memerintah maka ia perlu disanggah.

Umong meuateung, ureng meupeutua. Rumoh meuadat, pukat meukaja (sawah berpematang, orang berpemimpin, rumah beradat, pukat berkaja).
Setiap masyarakat harus ada pemimpin untuk mengatur hak dan kewajiban anggota masyarakatnya, sehingga tujuan kerajaan tercapai sebagaimana mestinya. Apabila masyarakat tidak mempunyai pemimpin yang baik, maka suatu waktu akan rubuhlah masyarakat itu.

Hukom nanggro keupakaian, hukom Tuhan keu kulahkama
(hukum negara untuk pakaian, hukum Tuhan untuk Mahkota).
Hukum pada suatu wilayah atau negara harus dipergunakan dan dipatuhi, sebagai tata cara dalam menjalani hidup. Hukum Tuhan adalah merupakan pedoman hidup dan wajib dijunjung tinggi lebih dari hukum negara itu sendiri.

Matee aneuk na jeurat, matee adat pat tamita
(mati anak ada kuburan, hilang adat dimana kita harus mencarinya).
Seandainya seseorang itu tidak lagi mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku dalam masyarakat, berarti seseorang atau anggota masyarakat tersebut tindak tanduknya menjurus kepada pembasmian adat istiadat yang berlaku. Kalau hal itu terjadi bagaimanakah mengembalikan adat istiadat tersebut pada tempatnya semula.

Tajak beutroh takalon beudeuh, beek rugo meuh saket hatee
(pergi sampai ke batas, melihat harus jelas, jangan sampai rugi mas sakit hati).
Apa yang kita dengarkan maupun yang kita kerjakan atau lakukan, haruslah kita periksa atau pikir-pikir dulu, jangan sampai menyesal dikemudian hari.

Uleueu bak matee, ranteng beek patah. But beujeut, geutanyo beek leumah (ular harus mati, ranting jangan patah. Pekerjaan harus jadi, kita jangan nampak).
Menyelesaikan suatu perkara hendaklah dengan bijaksana, sehingga menyenangkan bagi kedua belah pihak.

Ta hEmat yOh mantong na, beuteugoh that yoh goh cilaka
(hemat semasa masih ada, hati-hati sebelum celaka).
Berhematlah semasa dalam keadaan senang (berada), dan berhati-hati pula sebelum terjerumus (kena).

Geumaseeh papa, seutia matee
(pengasih papa (miskin) setiap mati/hilang nyawa).
Orang yang pengasih tidak sampai hati melihat orang lain menderita, akibatnya selalu ia berada dalam kurungan sendiri. Demikian juga orang yang setia karena kawan, karena teman seperjuangannya atau karena keluarganya, ia akan menanggung akibat hilangnya nyawa karena membela kepentingan dan kehormatan atau pun keselamatan mereka dari kemungkinan-kemungkinan pengkhianatan/penganiayaan orang lain.

- Bek groep guda, grOep lee cangguk.
( Jangan kuda melompat, katakpun ingin melompat seperti kuda).
Satu sisi peribahasa ini menyiratkan pesimisme. Tetapi kalau dilihat dari perspektif agama, ini merupakan pelajaran untuk selalu jujur mengukur diri sendiri. Sehingga, objektifitas mengukur diri sendiri itu menjadi daya untuk membuat seorang aneuk Aceh bisa mendapatkan hidup yang baik.

- Pakiban ue meunan minyeuk.
(Minyak kelapa ditentukan seperti apa kelapanya).
Ini menjelaskan tentang begitu pentingnya peran orang tua. Betapa, tanpa ada keseriusan, sikap penuh hati, anak-anak mereka tidak akan bisa tumbuh orang yang baik. Sebab orang tua juga yang pertama sekali mewarnai anak-anaknya. Peribahasa ini sering menjadi nasehat untuk anak muda yang ingin menikah sebagai landasan filosofis agar saat sudah berumah tangga benar-benar memperhatikan persoalan pendidikan anak.

- Jak ubee leuet tapak, duek ubee leuet punggoeng.
( Berjalan sesuai dengan kemampuan kaki, mengambil tempat duduk sesuai kebutuhan saja).
Menjelaskan tentang keharusan untuk menghindari keserakahan dalam hidup. Sebab, selalu bijak dalam menyesuaikan segala sesuatu diyakini menjadi awal untuk membuat hidup lebih berkah. Jangan mengambil yang bukan hak, dan tidak rakus dalam hidup. Ambil setiap sesuatu hanya sesuai kebutuhan. Ini bertujuan agar anak-anak Aceh bisa terhindar dari keresahan akibat dari keserakahan

"Meunyoe hana Kuek di Blang, Daruet Canggang jeut keu Raja"

"Seumayang wajib uroe jumeu'at, Seumayang sunat uroe raya, Meudo'a 'oh watee sakeet, Meurateeb 'oh watee Geumpa"

"meunyoe teupat niet ngen kasat laot darat Tuhan peulara" Hadih Maja ini mengajarkan tentang pentingnya "Niat" dan "keikhlasan" ketika kita melakukan sesuatu. Tentu Hadih Maja ini sangat sejalan dengan ajaran agama Islam yang dianut masyarakat Aceh.
"Cap di batee, labang di papeun, lagee ka lon kheun hanjeut meutuka" ; "meunyoe na ate, pade ta tob, hana bak droe, talakee bak gob".

hadih maja yg menggambarkan karakter masyarakat aceh yg eleganan, kesetiakawanan, konsistensi dan keberanian bangsa Aceh.
ta-eu boh kayèe bak watèe meubungong, takalon inong bèk saja rupa; carong inong ceudah jimeungui, beujroh peurangui malém agama ‘artinya: kita lihat putik kayu saat berbunga, kita lihat istri tidak hanya pada rupa; istri yang cerdas pandai berhias, bagus akhlaknya, alim agamanya’.

meunyo ie, ie bit; meunyo bu, bu bit; meunyo inong, inong Aceh beukeubit-keubit artinya: kalau air, air putih; kalau nasi, nasi putih; kalau istri, haruslah benar-benar perempuan Aceh’.

Dua Hadih maja ini sangat cocok untuk yang mau mencari pasangan hidup.....hehehehe

jak u gle pet boh mulieng,
peh keu umpieng buleun puasa,
man saboh lungkiek gle kalheuh dijak ngieng,
dek fatimah yang geunteng keuing kalheuh lon tanda
Kerleng ngang keu abeuk
kerleng kuk keu paya,
menyoe koen lam blang leu cangguk
peujet kuk meu raba2.
Kullu nafsin geubeuet bak ulèe, nyan barô tathèe tatinggai dônyaartinya: ‘Kullu nafsin dibacakan di kepala, baru kita sadari harus meninggalkan dunia’.
Hadih maja di atas lazimnya digunakan untuk menyindir seseorang yang semasa hidupnya sangat pongah, sombong, sehingga bertingkah seakan-akan ia akan hidup selamanya, ia berkuasa di atas dunia ini.

ujob teumeu’a ria teukabo, di sinan nyang le ureueng binasa”, artinya: ‘ujub, sumah, ria, takabur, di situ yang banyak orang binasa’.

Hadih maja ini secara tersirat mengungkapkan bahwa ada kekuasaan lain yang mengatur kehidupan manusia, Allah. Karena itu, jangan sombong, jangan takabur karena hal itu akan memb.
1. grop cangguk grop keulede..leupah grop meusawak ulee..
(lompat kodok,lompat keledai, kelewat lompat tsangut kepala)
2. bek lage kameng kap stuk..
( jngan sprti kambing gigit ........(gak tau bhsa indonya)... )

Lumiek Tanoeh Kubeu Keumubang,
Lumiek Go Parang Gob Mat Kuasa
“meunyo meugrak jaroe ngon gaki, na raseuki bak Allah Ta’ala”, ‘artinya: kalau bergerak tangan dan kaki, ada saja rezki dari Allah taala’.

“langkah raseuki, peuteumuen, mawot, h’ana kuasa geutanyo hamba”, ‘artinya: langkah, rezki, pertemuan, maut, di luar kekuasaan kita (hamba Allah).
"Lagee Crah meunah beukah"

"Meunyoe ate hana teupeh, pade bijeh dipeutaba, tapi meunyoe ate ka teupeh bu leubeh han meuteumee rasa"

"Cap di batee, labang di papeun, lagee ka lon kheun hanjeut meutuka"

"meunyoe na ate, pade ta tob, hana bak droe, talakee bak gob"

hadih Maja yang mengajarkan nilai-nilai musyawarah dan demokratis. Antara lain terlihat pada hadih maja berikut :

"meunyoe ka pakat, lampoh jeurat tapeugala";

"Jak meubareh meuireng-ireng, meuduk pakat, peusaho haba, bahle tameh surang sareng, asai puteng jilob lam bara";

"sensiu beuneung tawoe bak pruet, karue buet tawoe bak punca";

"bak rang patah bek ta peeh binteh, bak ubong tireh bek taleung tika, bak buet pakat ate beugleh, bek arang abeh beusoe han peuja";

Hadih Maja tentang penghormatan dan penegakan Hukum :

"Adat meukoh reubong, Hukom Meukoh arieh ,
Adat jeut meuranggahoe takong, hukom hanjeut meuranggahoe takieh";

"kameng blang pajoh jagong, kameng gampong keunong geulawa";

"cak creuh di geunireng, cak ceng di ateuh, nyang teupat meupalet, nyang sulet lheuh".

Hadih Maja tentang etos kerja:

"meunyoe hana tauseuha, panee teuka rhot di manyang";

"gaki jak urat meunari, na tajak na raseuki";

jaroe bak langai, mata u pasai".

"meunyoe jeut buet jaroe u cong duroe pih seulamat, meunyoe hanjeut buet jaroe atra lam peutoe pih kiamat...!!!".

Eunterprenership :

"PEUREULEE KEU LABA, DONG BINEH RUGOE";

pangkai siploh peubloe sikureung, lam ruweung meuteumee laba";

"meunyoe ken majun, ragoe, meunyoe ken laba...rugoe..!";

meunyoe jeut ta antok, lam bak jok ji teubit saka".

Memandang jauh kedepan:

pang ulee buet beuna pike; ngat na hase takeureuja";

meuranggapeu buet tapike ilee, meunyoe ka malee hana le guna";

Inisiatif sendiri :

"geupeuna utak geuyue seumike, geupeujeut ate geuyu meurasa, panee na ek gob peugah sabe, leubeh meusampe ingat keudroe lam dada".

Keadilan :

"Banja ube jiplueng, bulueng ubee teuka";

"hana leubeh hana kureung, ban nyang bileung na di gata";

pentingnya pendidikan :

"meuranggapeu buet tameuguree, bek ta tiree han samporeuna".

Hidup Seimbang :

"tameungui ban laku tuboh, tapajoh ban lku atra"

"grob guda grob keuleudee, grob gob ureung kaya, grob tanyoe sigeumadee".

"Peugah ube buet, peubuet lagee na".

"Mariet bek upak apek, olheuh tapeunyoe dudoe tabalek."

Belajar sejak dini:

"yoh masa reubong han ta tem ngieng-ngieng, oh kajeut keutrieng han ek ta puta".

."ka kee ka kee...di timoh ikue di tubiet ukee...jeut keu asee"...
meunyoe marit untuk kata aq jgan pake kee pake ulon...jadinya kya di atas ntar,,, heheh,,,cma piasan rakan..

Meunye Hanjeut Ilmee Tauhid, Salah Narit jeut keu kaphee
Meunye Hanjeut ilmee Tasawof, Roh ta Pajoh Bangkee-Bangkee
Meunye Hanjeut Ilmee Fiqah, Roh ta gagah bak buet jahee
Meunye hanjeut ilmee Alat, ‘oh Meudeubat Talo sabee


source : www.kaskus.us

No comments